JENIS JENIS MATA BOR SUMUR & SEJARAHNYA
Bit (mata bor)
atau bisa juga diartikan dengan “pahat” adalah peralatan yang dipasang pada
ujung paling bawah dari drill string dan menyentuh formasi. Fungsi dari bit
adalah untuk membor lubang sumur. Bit menerima beban dan putaran dari drill
string yang dapat menembus dan menghancurkan formasi. Yang mana nantinya,
cutting yang dihasilkan akan diangkat keatas oleh lumpur pemboran hingga bit
akan terus menembus dan menghancurkan formasi batuan baru secara terus menerus.
Proses yang berlangsung secara terus menerus ini akan menghasilkan lubang/
sumur.
Setiap bit
mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dalam melobangi sumur. Keberhasilan
operasi pengeboran ditentukan oleh bit performance atau kemampuan mata bor
untuk melobangi sumur setiap feet (kaki) yang semaksimal mungkin.
Oleh sebab itu
jenis mata bor yang digunakan harus sesuai dengan kekerasan lapisan formasi
yang dibor. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam operasi pengeboran,
maka ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan yaitu:
·
Pilih bit yang tepat untuk membor suatu sumur
·
Atur beban yang cukup pada bit
·
Atur putaran rotary sesuai dengan kebutuhan
·
Atur optimum circulation pressure secara tetap agar
maksimum rate pengeboran dapat dicap
JENIS/ TIPE DARI BIT (MATA BOR)
I. Roller Cone Bit
JENIS/ TIPE DARI BIT (MATA BOR)
I. Roller Cone Bit
Jenis mata bor
ini pertama kali diperkenalkan pada dunia perminyakan adalah tahun 1909.
Kemudian secara berangsur-angsur pemakaian jenis mata bor ini semakin meningkat, terutama sekali untuk membor lapisan formasi yang keras.
Jenis mata bor ini sangat luas digunakan dalam pengeboran sumur
minyak (walaupun juga digunakan pada pengeboran lain sep: pertambangan, sipil
). Roller Cone Bit bekerja dengan memutar kerucut mata bornya pada sumbu.
Tipe dari roller cone bit antara lain:
1.
Two-Cone (Dua Kerucut) Ã Milled Only.
Terbuat dari
baja yang di-mill (giling), penggunaan mata bor jenis ini sangat terbatas hanya
untuk batuan formasi yang lunak.
Jenis ini
memiliki 2 mata bor yang dipasang sejajar dan berputar seperti roda didalam
lubang sumur ketika bit berputar, karena itu bit ini penggunaannya sangat
terbatas hanya untuk lapisan batuan formasi yang relatif lunak.
2.
Three-Cone (Tiga Kerucut) Ã Milled atau Tungsten Carbide Insert.
Bit jenis ini
paling banyak digunakan, terbuat dari milled ataupun dari tungsten carbide
insert.
Untuk bit jenis
ini yang berbahan dasar milled dan digunakan untuk membor formasi yang relatif
keras maka dibuat dengan proses khusus dan pemanasan (heat treating).
Sedang yang
menggunakan bahan dasar tungsten carbide insert dibuat dari tungsten carbide
yang kemudian ditekan dalam mesin yang mempunyai lubang berbentuk cone (kerucut).
Bit jenis ini juga dirancang untuk formasi lunak, sedang dan keras.
Jika
dibandingkan dengan steel-tooth bit, maka tungsten carbide insert bit mempunyai
daya tahan dan kemampuan yang lebih baik dalam membor sumur minyak.
Salah satu
inovasi dari tungsten carbide insert bit adalah adanya perubahan pada sealed
bearing yang memungkinkan untuk berputar hingga 180 rpm, bandingkan dengan
kemampuan rotasi yang lama yang hanya 4 rpm!
Untuk membor
formasi yang lunak digunakan tungsten carbide yang bergigi panjang dan ujungnya
berbentuk pahat (chisel-shape end), sedangkan untuk formasi yang lebih keras
digunakan tungsten carbide yang bergigi pendek dan ujungnya berbentuk
hemispherical (biasanya disebut button bit).
3.
Four-Cone (empat kerucut)
Saat ini, mata
bor jenis four-cone hanya dibuat dari milled toohtbit dan biasanya digunakan
untuk membor lubang berukuran besar (lebar). Seperti lubang dengan diameter 26
inch (660,4 mm) atau bahkan yang lebih lebar.
II. Diamond Bit
ini adalah bit yang paling mahal harganya karena memasang butir-butir intan sebagai pengeruk pada matrik besi atau carbide dan tidak memiliki bagian yang bergerak. Mata bor ini digunakan untuk formasi yang keras dan abrasive yang tidak dapat lagi dilakukan oleh rock bit. Dan diamond bit ini digunakan ketika rate pengeboran sebelumnya kurang dari 10 ft per jam. Namun, diamond bit juga umum digunakan untuk coring dimana menghasilkan core yang lebih baik terutama pada formasi limestone, dolomite dan sandstone yang keras.
Walaupun
memiliki harga yang sangat mahal, diamond bit tetap masih memiliki keunggulan
dari segi ekonomis dan masih menguntungkan. Mata bor ini memiliki daya tahan
yang paling lama dari mata bor yang lain, maka memberikan keuntungan lebih pada
operasi drilling. Ia memerlukan round trip yang lebih sedikit (footage lebih
besar) untuk penggantian mata bor dan mampu membor lubang sumur lebih banyak.
Untuk menjaga agar mata bor ini tetap bisa digunakan secara maksimum, maka
lubang bor harus betul-betul bersih dari junk Salah satu kelemahan disamping harganya yang
mahal, mata bor ini juga memiliki ROP yang kecil.Sebab dipilihnya
intan sebagai mata bor karena intan dikenal sebagai mineral yang paling keras
(memiliki nilai 10 dalan klasifikasi kekerasan mineral Mohs). Disamping itu
konduktifitas thermal dari intan juga paling tinggi daripada mineral lain yang
memungkinkan untuk menghilangkan panas yang timbul dengan cepat.
Ukuran intan
yang digunakan sebagai mata bor berbeda untuk masing-masing batuan. Ukuran yang
lebih besar digunakan untuk membor batuan lunak, karena pada batuan ini mata
bor lebih mudah untuk penetrasi. Sedangkan untuk batuan yang lebih keras
digunakan intan yang berukuran kecil karena keterbatasan penetrasi pada batuan.
Untuk diamond
bit yang digunakan untuk keperluan coring, di bagian tengahnya memiliki lubang
dengan ukuran berdasarkan ukuran coring
yang akan diambil.
III. Polycrystalline Diamond Compact (PDC)
Bit Jenis mata bor ini merupakan pengembangan (generasi baru) dari jenis drag bit atau fishtail.Drag bit (fish tail) itu sendiri adalah jenis mata bor yang mempunyai pisau pemotong yang mirip ekor ikan, dan tidak memiliki bagian yang bergerak. Pemboran dilakukan dengan cara mengeruk dan bergantung dari beban, putaran serta kekuatan dari pisau pemotongnya. Pisau pemotong ini bisa berjumlah 2, 3 atau 4 dan terbuat dari alloy steel yang umumnya diperkuat oleh tungsten carbide.
Keuntungan jenis
drag bit:
·
ROP yang tinggi
·
Umur yang panjang dalam formasi soft
Kerugiannya:
·
Memberikan torque yang tinggi
·
Cenderung membuat lubang yang berbelok
·
Pada formasi shale sering terjadi balling (dilapisi
padatan)
Beberapa jenis
drag bit yang digunakan pada pemboran berarah adalah:
1.
Badger bit
Yaitu bit yang salah satu nozzle-nya
lebih besar dari yang lain, dan umumnya digunakan pada formasi lunak. Pada saat
pembelokan, drill string tidak diputar hingga memberikan semburan lumpur yang
tidak merata dan mengakibatkan lubang membelok ke arah ukuran nozzle dengan
tekanan jet yang lebih keras.
2.
Spud bit
Bit berbentuk baji, tanpa roller dan
punya satu nozzle. Bit ini dioperasikan dengan memberikan tekanan tinggi pada
mud hingga menimbulkan tenaga jet ditambah dengan tenaga tumbukan. Setelah
lubang dibelokkan sedalam 15-20 meter dari lubang awal, barulah diganti dengan
bit semula.
Spud bit
hanya digunakan pada formasi lunak (sand dan shale yang lunak à medium)
3.
Jet Deflector Bit
Bit yang memiliki ujung penyemprot
yang besar yang dapat mengarahkan fluida pemboran ke satu arah
Bit ini memiliki banyak jumlah elemen pemotong (drill blank). Drill blank
dibuaT dengan membengkokkan selapis PDC buatan manusia pada bagian tungsten
carbide pada tekanan tinggi dan temperatur tinggi. Proses ini menghasilkan
kekerasan mata bor dan ketahanan yang cukup tinggi ketika dipakai.
Pembuatan PDC
bit dipengaruhi oleh 9 variabel, yaitu:
1.
Bit body material
Material
yang digunakan adalah alloy steel atau tungsten carbide.
Untuk
materi besi, bit memiliki kekurangan terhadap kekuatan dan ketahanan terhadap
erosi yang disebabkan drilling fluid. Sedangkan tungsten carbide lebih tahan.
Steel
body mempunyai bentuk cutter seperti baji (stud) dengan 3 atau lebih nozzle
untuk fluida pemboran.
Sedangkan
tungsten carbide body mempunyai cutter yang mirip dengan diamond bit.
2.
Bit profile
Variabel
ini mempengaruhi kebersihan dan stabilitas dari lubang sumur.
3.
Gauge protection
Pada steel body kemampuan gauge
protection diberikan oleh tungsten carbide yang disisipkan didekat sudutnya,
sedangkan pada matrix body kemampuan ini diberikan oleh kekuatan dari intan.
4.
Cutter shape
PDC bit
diproduksi dengan 3 bentuk dasar, yaitu:
·
Bentuk silinder standar
·
Bentuk pahat (parabolic)
·
Bentuk convex (cembung)
5.
Jumlah konsentrasi cutter
Semakin
banyak konstentrasi cutter pada mata bor akan membuat bit akan semakin tahan
dan semakin lama masa penggunaannya.
Namun,
kemampuan penetrasi akan berkurang dengan semakin tingginya konsentrasi cutter
yang terdapat pada bit
6.
Lokasi cutter
Variabel
ini ditentukan berdasarkan pengalaman di lapangan dan model rekahan mekanis.
7.
Cutter exposure (bukaan cutter)
Kecepatan
penetrasi akan meningkat dengan peningkatan bukaan cutter. Namun dengan semakin
besarnya bukaan cutter akan membuat mata bor semakin rentan terhadap patah.
8.
Cutter orientation (orientasi cutter)
Digambarkan dengan back angle dan side rake angle. Sudut back rake berkisar antara 0 – 25o dan besarnya sudut ini berpengaruh pada penetration rate.
Digambarkan dengan back angle dan side rake angle. Sudut back rake berkisar antara 0 – 25o dan besarnya sudut ini berpengaruh pada penetration rate.
Dengan
naiknya rake angle maka penetration rate akan menurun tapi ketahanan terhadap
kerusakan sudut cutter akan semakin tinggi karena muatannya akan menyebar pada
area yang lebih luas.
Side
rake angle juga membantu membersihkan lubang bor dengan secara mekanis
mengarahkan cutting langsung kepada annulus.
9.
Hydraulics
Untuk pembersihan lubang yang
efisien, bit jenis ini memerlukan optimum hidrolis dan disamping itu pembuatan
lubang akan semakin efisien pula. Karena sejak nozzle dibuat semakin dekat
dengan dasar lubang dan diberikan kecepatan jet maksimum maka akan meningkatkan
pula penetration rate.Perlu
diketahui, PDC bit bisa saja memiliki jumlah nozzle yang lebih dari 3 dan
bentuk nozzlenya bisa saja tidak bulat.
LEBIH LANJUT TENTANG THREE-CONE BIT
Secara singkat
three-cone bit terdiri dari tiga buah kerucut yang berukuran sama dan tiga buah
kaki yang identik. Tiap kerucut (cone) terletak diatas bearing. Ketiga kaki
tersebut dilas dan membentuk bagian silinder (cylindrical section) yang
diberikan ulir untuk dihubungkan dengan drill string. Tiap kaki memiliki lubang
(nozzle) yang akan mengalirkan lumpur pemboran bertekanan tinggi yang berguna
untuk pembersihan lubang.
Faktor yang
mempengaruhi pembuatan roller bit meliputi tipe dan kekerasan dari formasi
serta ukuran lubang yang akan dibor. Kekerasan formasi akan menentukan sekali
terhadap pemilihan tipe dan bahan dari material yang digunakan sebagai cutting
elements pada mata bor.
FAKTOR DESAIN BIT
Umumnya tipe
formasi dan ukuran lubang yang akan dibor adalah faktor yang sangat penting
dipertimbangkan dalam memilih bit. Disamping itu juga perlu diperhatikan beban
yang diterima setiap kaki harus seimbang (sama) untuk menghindari kelebihan
muatan beban pada salah satu kaki saja.
Berikut adalah
faktor-faktor yang diperhitungkan ketika mendesain dan membuat three-cone bit.
a. Journal angle
Sudut jurnal ditunjukkan oleh sudut yang dibuat oleh garis perpendicular terhadap sumbu jurnal dan sumbu bit.Besarnya sudut jurnal secara langsung mempengaruhi ukuran cone. Peningkatan journal angle akan menurunkan besarnya sudut asli (basic angle) dari cone serta ukuran cone.Semakin kecil journal angle akan semakin besar pula kemampuan untuk mencungkil dan memotong dari ketiga cone.Secara langsung dapat dikatakan bahwa journal angle sangat mempengaruhi ukuran dan bentuk dari cutter.
Besar optimal dari journal angle untuk soft dan hard roller bit berturut-turut adalah 33o dan 36o
b. Cone offset
Besarnya derajat offset dinyatakan sebagai jarak horizontal antara sumbu bit terhadap vertical piane yang melalui sumbu journal.
Pada batuan keras yang punya karakteristik tidak rapuh dan sangat kuat akan sangat efisien jika dibor menggunakan cara crush dan chip sementara gerakan/ cara scrap dan twist sangat tidak efisien untuk formasi jenis ini. Untuk bit yang bekerja dengan cara scrap dan twist à offset = 0
Untuk batuan dengan kekerasan menengah sudut miringnya bisa berkisar 2o
c. Teeth (gigi)
Panjang dan bentuk geometris dari gigi ini secara langsung berkaitan dengan kekuatan dari batuan yang akan dibor. Kedalaman gigi juga terbatas oleh ukuran cone dan struktur bearing.
Kriteria untuk desain gigi/ teeth mencakup:
a.
Spacing dan interfitting of teeth
b.
Shape & length (bentuk dan
panjang)
Sangat
dipengaruhi oleh karakteristik formasi.Bentuk teeth yang panjang dan ramping dengan space yang luas digunakan
untuk membor formasi lunak. Pada formasi lunak relatif memberikan teeth yang lebih
panjang untuk digunakan yang akan menghasilkan volume batuan yang dihancurkan
lebih besar. Spacing yang luas membuat cutting lebih mudah disirkulasikan.
Included angle untuk soft bit berkisar dari 39o – 42o
Untuk formasi yang keras, teeth dibuat lebih pendek, berat dan space-nya
lebih dekat. Gigi ini tidak ditujukan untuk berpenetrasi pada batuan, tapi
cukup merekahkannya dengan muatan compressivenya yang tinggi. Included angle
untuk hard bit berkisar dari 45o – 50o Dan untuk formasi medium, included angle-nya berkisar dari 43 – 45 derajat.
c. Types of teeth
Pada milled teeth salah satu sisi dari teeth diberikan lapisan keras dari material yang kuat seperti tungsten carbide untuk memberikan kemampuan untuk menajamkan sendiri. Ketika sisi teeth yang lainnya terkikis.Milled tooth bit hanya cocok untuk membor formasi yang lunak dimana hanya berat yang relatif sedang yang dibutuhkan untuk menghancurkan batuan.Untuk batuan keras, cutting element dari cone adalah insert type. Ada beberapa bentuk dari jenis insert type yaitu: bentuk pahat dan bentuk round (bundar).
d.
Bearings
Berfungsi untuk:
·
Support radial loads
·
Support axial loads
·
Mengamankan cones pada legs
Ada dua jenis
bearing yang digunakan pada bit:
1.
Anti friction bearing
2.
Friction bearing
Bearing Lubrication
Bearing diklasifikasikan sebagai non-sealed (tanpa segel) dan sealed
(segel).
Non sealed bearing dilumasi oleh sistem lumpur, sedangkan sealed bearing
dilumasi oleh pelumas yang dibuat khusus pada bagian leg.
Pelumasan menggunakan lumpur sebenarnya tidak dianjurkan secara keseluruhan
karena lumpur mengandung padatan yang abrasive (pasir, barit, etc) yang akan
mengurangi umur dari bit.
e.
Hubungan antara teeth dan bearing
BAB IV
KLASIFIKASI BIT
Dikarenakan banyaknya variasi bit yang dibuat berdasarkan kombinasi dari faktor-faktor seperti:
·
Bahan dasar
·
Ukuran
·
Bentuk
·
Tipe tooth (gigi)
·
Jumlah offset
·
Jenis bearing, dan
·
Mekanisasi pelumasan (lubrication);
Maka pada tahun
1972 International Association of Drilling Contractor (IADC) membuat kode yang
terdiri dari 3 angka dalam klasifikasi mata bor rolling cutter untuk
mempermudah pemilihan mata bor. Berikut adalah sistem kode tersebut
1. Bilangan (kode) Pertama
Menunjukkan
karakteristik unsur pemotong, yaitu
· Angka 1
Menunjukkan bit
tipe milled tooth untuk formasi lunak, mempunyai compressive strength yang
rendah hingga tinggi.
· Angka 2
Menunjukkan bit
tipe milled tooth untuk formasi sedang sampai agak keras dengan compressive
strength yang tinggi
· Angka 3
Menunjukkan bit
tipe milled tooth untuk formasi keras, semi abrasive atau formasi abrasive
· Angka 4
Merupakan kode
cadangan yang diperuntukkan bagi git dengan spesial kategori
· Angka 5
Menunjukkan bit
tipe insert tooth untuk formasi lunak sampai sedsang dengan compressive
strength yang rendah
· Angka 6
Menunjukkan bit
tipe insert tooth untuk formasi agak keras dengan compressive strength yang
tinggi.
· Angka 7
Menunjukkan bit
tipe insert tooth untuk formasi keras semi abrasive dan abrasive
· Angka 8
Menunjukkan bit
tipe insert tooth untuk formasi sangat keras dan abrasive
2.
Bilangan (kode) Kedua
Menunjukkan tipe
dari tingkat/ grade kekerasan dan ke-abrasive-an dari formasi untuk setiap seri
dimana tiap seri dibagi atas 4 tipe, yaitu tipe 1, 2, 3, 4.
·
Seri 1, 2, 3, 4 berturut-turut menunjukkan lunak, sedang,
keras dan sangat keras untuk pemakaian milled tooth bit.
·
Seri 1, 2, 3, 4 berturut-turut menunjukkan lunak, sedang,
keras dan sangat keras untuk pemakaian insert bit.
3.
Bilangan (kode) Ketiga
Merupakan
penunjukan ciri khusus bantalan dan rancangannya.
·
1 : standard mata bor rolling cutter
·
2 : air
·
3 : gauge insert
·
4 : rolling seal bearing
·
5 : seal bearing & gauge protection
·
6 : friction seal bearing
·
7 : friction bearing & gauge protection
·
8 : directional
·
9 : other
ANALISA PEMILIHAN BIT
Berikut adalah
metode yang bisa digunakan untuk menentukan jenis bit yang paling tepat pada
suatu formasi.
Variabel yang
diperhitungkan adalah:
a.
Cost per foot (biaya per kaki)
Persamaan yang digunakan adalah:
dimana: B = bit cost ($)
T
= trip time (h)
t
= rotating time (h)
R = rig cost per hour ($/h)
F
= length drilled section (ft)
Variabel yang tidak selalu mudah untuk ditentukan adalah variabel T
(trip time), kecuali data RIH (running in hour) dan POH (pulled out hour) telah
diketahui. Pada persamaan ini, T adalah jumlah dari RIH dan POH.
b.
Spesific Energy
Metoda spesifik energi memberikan metoda yang simpel dan praktis dalam
menentukan bit yang sesuai. Spesifik Energi (SE) bisa dinyatakan sebagai energi
yang dibutuhkan untuk memindahkan 1 unit volume dari batuan dan bisa memiliki
berbagai set dari konsisten unit. Persamaan SE bisa diturunkan dengan
menganggap Energi Mekanik (E) akan bertambah pada bit dalam 1 menit, yaitu:
E = W x 2 p R x N
(in/lb) ................................ (1)
Dimana W
= Weight on bit (lb)
N
= Rotary speed (rpm)
R
= Radius of bit (in)
Kemudian, volume batuan yang dipindahkan dalam 1 menit adalah:
V = ( p R 2 ) x PR
(in3) .................................. (2)
Dimana PR = Penetration Rate (ft.h)
Dengan
membagi pers (1) dengan pers (2) didapat, persamaan SE adalah:
dengan mengganti
R dengan D/2, dimana D adalah diameter lubang sumur, maka
didapat:
(in-lb/in3)
Dalam
bentuk satuan metrik:
(MJ/m3)
dimana W
(kg); D (mm) dan PR (m/h)
c.
Bit Dullness (Ketumpulan)
Derajat ketumpulan dari bit bisa digunakan sebagai petunjuk dalam memilih
mata bor. Bit yang terkikis terlalu cepat jelas sekali tidak efisien dan harus
segera ditarik (pulled out) dari lubang bor lebih sering, yang akan meningkatkan
total drilling cost. Bit dullness dijelaskan oleh pengikisan tooth dan kondisi
bearing.
Kondisi dari tooth dilaporkan sebagai tinggi total yang tersisa dan
diberikan kode dari T1 hingga T8. T1 menunjukkan bahwa 1/8 bagian dari tooth
telah terkikis/ habis. Dan T4 menunjukkan 4/8 bagian dari tooth telah terkikis.
Begitu juga untuk kondisi bearing yang digambarkan dengan kode dari B1
hingga B8. pada kode B8 menunjukkan bahwa bearing sudah habis atau terkunci.
Bit yang menunjukkan tingginya tingkat pengikisan dan rendahnya ketahanan
bearing jelas sekali sangat tidak cocok digunakan pada formasi yang dibor
tersebut. Untuk itu perlu dipertimbangkan untuk menukar bit pada jenis yang
lebih keras. Untuk kode bit kita bisa memilih bit yang lebih tinggi kode angkanya
dari yang semula kita gunakan.
d.
Offset Well Bit Record dan Geological Information
Data pengeboran dan data geologi bisa memberikan bantuan (petunjuk) yang
berguna untuk memilih mata bor. Log sonic dari sumur tersebut juga bisa
digunakan untuk memberikan informasi perkiraan kekuatan batuan, disamping
membantu menentukan tipe bit yang lebih cocok.
selamat siang. barangkali membutuhkan mata bor, jenis coring, pdc ataupun tricone. jangan sungkan untuk menghubungi saya. 081322879801. aam
BalasHapusSAYA PERLU DIAMON BIT ADA YANG JUAL GAK
BalasHapusbutuh ukuran berapa kang ? 081222066577
BalasHapusSelamat siang pak.ada jual segmen/media PDC ukuran 10mm
BalasHapusboleh pesan maga bor uk 3inci.tenbus batu
BalasHapusyg pdc
BalasHapusBang ini bisa dibeli dimana?
BalasHapusBos.. Jual mata sekmen g
BalasHapus